http://risalahdakwah.com/?p=606
Keluarga Sakinah
“Wahai Aisyah! Berkasih sayanglah!
Sesungguhnya Allah jika menghendaki kebaikan kepada sebuah keluarga,
Allah menunjukkan mereka pada pintu kasih sayang.”(HR. Ahmad).
“Di antara tanda kebahagiaan anak Adam ada tiga, celakanya pun ada tiga.
Kebahagiaan manusia ialah beristrikan wanita salihah, bertempat tinggal
di rumah yang baik dan memiliki kendaraan yang baik. Celakanya manusia
adalah istri yang jahat, rumah yang buruk dan kendaraan yang jelek.”(HR.
Ahmad).
Tidak disangkal lagi bahwa rumah tangga yang berbahagia
adalah bagian dari harapan utama banyak orang, khususnya kaum muslimin.
Sebagaimana pesan Nabi SAW. di atas, bahwa di antara tanda kebahagiaan
seorang suami adalah jika mendapatkan istri yang solehah. Dan celakanya
seorang suami adalah ketika mendapatkan istri yang jahat.
Tentu saja kebahagiaan rumah tangga tidak muncul secara otomatis. Harus ada ikhtiar yang harus diupayakan oleh seorang muslim dan muslimah agar memperoleh kebahagiaan tersebut. Ada beberapa pijakan yang harus dimiliki muslim dan muslimah agar mendapatkan kebahagiaan dalam berumah tangga, yaitu:
Tentu saja kebahagiaan rumah tangga tidak muncul secara otomatis. Harus ada ikhtiar yang harus diupayakan oleh seorang muslim dan muslimah agar memperoleh kebahagiaan tersebut. Ada beberapa pijakan yang harus dimiliki muslim dan muslimah agar mendapatkan kebahagiaan dalam berumah tangga, yaitu:
Membangunnya pada landasan akidah
Yang paling awal harus dilakukan seorang pria adalah mencari calon istri yang taat kepada Allah SWT. Ketaatan dan kesalehan adalah prioritas utama yang harus didahulukan seorang pria saat akan membangun rumah tangganya. Sabda Nabi saw.:
Yang paling awal harus dilakukan seorang pria adalah mencari calon istri yang taat kepada Allah SWT. Ketaatan dan kesalehan adalah prioritas utama yang harus didahulukan seorang pria saat akan membangun rumah tangganya. Sabda Nabi saw.:
“Wanita dinikahi karena empat perkara; karena
hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya dan karena agamanya.
Maka nikahilah yang memiliki agama, niscara selamat dirimu.”(HR.
Bukhari).
Demikian pula seorang muslimah pun harus memilih calon
suami yang memiliki dien yang baik. Apalagi suami adalah imam dalam
rumah tangga dan menjadi kepala pendidikan pertama bagi anak-anak mereka
kelak. Bila suami tidak memiliki komitmen ketaatan pada Allah, maka
arah rumah tangga bukan meniti ridlo Allah.
Karena itu bangunan
rumah tangga harus diletakkan di atas pondasi akidah. Keyakinan bahwa
keluarga adalah ladang amal soleh dan bukan sekedar untuk mendapatkan
kebahagiaan jasmani. Ikatan cinta yang dibangun bukan sekedar sehidup
semati, tapi hingga di akhirat kelak. Bersama masuk jannah yang
dijanjikan Allah Ta’ala.
“Masuklah kamu ke dalam surga, kamu dan isteri-isteri kamu digembirakan.”(QS. az-Zukhruf: 70).
Syariat sebagai pedoman rumah tangga
Kebahagiaan tidak mungkin dicapai tanpa syariat sebagai pedoman dalam berkeluarga. Hal itu dikarenakan syariat telah memberikan pedoman hak dan kewajiban semua anggota keluarga; suami serta istri, orang tua pada anak, dan anak pada orang tua, bahkan dalam hubungan silaturahim. Misalnya, Islam mengajarkan pentingnya suami menghargai istri. Sabda Nabi saw.:
Kebahagiaan tidak mungkin dicapai tanpa syariat sebagai pedoman dalam berkeluarga. Hal itu dikarenakan syariat telah memberikan pedoman hak dan kewajiban semua anggota keluarga; suami serta istri, orang tua pada anak, dan anak pada orang tua, bahkan dalam hubungan silaturahim. Misalnya, Islam mengajarkan pentingnya suami menghargai istri. Sabda Nabi saw.:
“Janganlah seorang pria beriman membenci wanita
beriman, jika ia tidak suka suatu perbuatannya, pasti ada juga perbuatan
lain yang menyenangkannya.”(HR. Muslim)
Syara’ pun menetapkan
seorang suami wajib memberikan nafkah sebaik-baiknya kepada anggota
keluarganya. Memberinya tempat tinggal, makanan dan pakaian dengan cara
yang ma’ruf.
Menghiasi keluarga dengan nafsiyyah Islamiyyah
Sebuah keluarga tidak akan mencapai keharmonisan tanpa penguatan atas jiwa dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Adanya taqarrub kepada Allah akan memberikan quwwatur ruhiyyah kepada keluarga dalam mengarungi medan kehidupan.
Sebuah keluarga tidak akan mencapai keharmonisan tanpa penguatan atas jiwa dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Adanya taqarrub kepada Allah akan memberikan quwwatur ruhiyyah kepada keluarga dalam mengarungi medan kehidupan.
“Semoga Allah merahmati seorang suami yang
bangun di malam hari untuk shalat kemudian ia membangunkan istrinya
sehingga ia sholat, maka jika ia tidur suaminya memercikkan air pada
wajahnya, dan semoga Allah merahmati seorang istri yang bangun malam
lalu shalat, kemudian ia membangunkan suaminya sehingga ia shalat, dan
jika suaminya mengabaikannya, istrinya memercikkan air pada
wajahnya.”(HR. Nasa’iy).
Kerusakan keluarga yang hari ini terjadi
berupa broken home, perselingkuhan, maraknya perceraian, karena rumah
tangga tidak dilandasi pada akidah Islam dan pedoman syariat. Di mana
suami tidak menghargai istri, dan istri membangkang dari ketaatan
terhadap suaminya. Sementara anak tidak diberikan haknya dalam kasih
sayang dan pendidikan. Bila keluarga muslim ingin meraih sakinah,
mawaddah dan rahmah, maka hanya kembali pada Islam itu semua akan dapat
diraih.
(Abu Mufid, yayasangurungajiindonesia.com)
(Abu Mufid, yayasangurungajiindonesia.com)